Tidur dan Mimpi

Tidur dan Mimpi

(2022/02/20)

"loh, kan, udah gaada? atau mungkin cuma perasaanku aja?"

tapi aku mencoba untuk menikmatinya


tidur itu, kebutuhan sehari-hari. beristirahat setelah hari panjang yang melelahkan. mengistirahatkan tubuh, termasuk organ-organ di dalamnya. kalau kalian tahu, si otak, pengatur rasa kantuk dan juga pengatur kapan masuknya tidur, juga mengistirahatkan diri. 

mimpi? siapa yang mengatur mimpi? Tuhan? iya, jelas. tapi organ mana? iya. si otak lagi. saat beristirahat, dia juga menghasilkan deretan mimpi bagai film fantasi yang--entah kita inginkan atau kita hindari. secukupnya saja, mimpi tidak akan membawamu pergi. ia hanya singgah sebentar, mencari tempat peristirahatan, saat kita sedang tertidur. 

.

.

.

ada suatu waktu, di mana aku terus-terusan tertidur karena terlalu lelah, atau secara mental, aku ingin menghindari kenyataan. nyaman, tapi berbahaya. untungnya, masa-masa ini sedang tidak aku alami. 

sebaliknya, aku justru sedang mengalami hal ini; aku sulit tertidur. entah karena apa. meskipun tubuh sudah bilang "aku capek", tapi kelihatannya otak tidak mengizinkan aku tertidur karena... karena ada banyak hal yang sedang dipikirkan atau dicemaskan. 

"apa yang lagi dipikirkan dan dicemaskan?" aku tidak tahu. jangan paksa aku untuk mencari tahu. semuanya tidak terdeskripsikan. kalaupun aku tulis satu-satu, nanti akan jadi daftar yang tidak berujung. aku juga sedang mencoba mengatasinya, meskipun hingga detik ini semua alasan penyebab sulit tidur masih belum terpecahkan.

.

.

.

bicara tidur dan mimpi, ada hal unik yang cukup menarik perhatianku akhir-akhir ini. ketika mimpi itu terasa nyata, tapi berbeda dengan dunia nyata. ketika kedua orang tuaku yang sudah tiada, tiba-tiba muncul di mimpi. aku merasa, tentu saja itu hal yang wajar. hanya terkadang, hatiku yang bingung sempat mengusik di tengah mimpi;

"bukannya ayah sama ibu udah gaada?" 

seketika itu, si otak justru merespon, "engga. mereka masih ada. tuh liat, ada di depanmu" 

atau lucunya, responnya si otak begini, "kalau di sini, mereka masih ada kok"

haha. awalnya aku menolak pernyataan si otak. tapi tiba-tiba, aku merasa aku ingin menikmati momen ini. momen langka di mana aku bisa lihat ayah dan ibu lagi. searah dengan keinginanku, si hati menyetujui; yuk, kita nikmati aja

terkadang aku paham, aku sedang bermimpi. tapi sekali lagi, aku memilih untuk menikmatinya. 

hmm, berbicara tentang menikmati mimpi, tiba-tiba aku teringat lirik dari lagu Up (하늘 위로 / Up to The Sky) oleh IZ*ONE--lagu favoritku dari mereka;

"i don't care if it's a dream or not, it doesn't matter" -- i will just enjoy this moment.

.

.

.

sekarang kembali ke pembahasan tadi. sebagai orang yang realistis, aku jadi ingin bertanya sama diriku sendiri;

apakah aku, tidak bisa tertidur karena takut bermimpi sesuatu yang sebenarnya tidak nyata?

tidak tahu. 

.

.

.

lagi pula, tidak semua hal harus ada jawabannya. hari ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hey!

Seventeen

Dinamika Idol