sepuluh maret

Sepuluh Maret

"spesial, tapi apa yang spesial? kamu, aku, kita, atau hari ini? aku rasa, tidak ada."


(ditulis sejak 20/02/2022 hingga detik tulisan ini posted in 10/03/2022)

(i drafted this again after the moment he suddenly opened this blog. i re-publish it again on 25/04/2023)


disclaimer:

tulisan ini dibuat dengan bahasa gilaku, dengan konsep, aku berbicara dengan diriku sendiri. akan sangat acak, tidak beralur. hanya mengalir, sesuai apa keinginan hatiku. contains some emotions, but dominantly fulfilled with love and anger, lol.


halo sepuluh maret. 

iya, kali ini aku akan merayakannya sendiri.

atas dasar apa? tidak dihargai? tidak didengar? tidak dimengerti? tidak tahu. pokoknya, aku hanya ingin merayakan ini sendiri tahun ini, karena aku berhak mendapat rasa berharga, kepercayaan diri, dan berguna, bagi diri aku sendiri. aku menulis ini sebagai media apresiasi kepada diriku sendiri, bukan untuk siapa-siapa. 

aku yakin, siapapun di dunia ini percaya bahwa pertemuan kita dengan seseorang itu sebuah takdir--sebuah garis yang sudah ditentukan oleh Sang Penulis Kehidupan kita. semua itu kembali ke kita; pertemuan itu kita anggap sebagai sesuatu yang baik, buruk, atau keduanya?

aku sejujurnya lupa bagaimana kamu menanggapi tulisan panjang dan gila yang aku kirimkan tahun lalu. tapi aku merasa tidak dihargai. haha, iya. hanya perasaanku. WELL rasa dihargai sebenarnya sangat subjektif dan seharusnya perasaan itu ada ketika kita bisa menghargai diri kita sendiri. 

setahun lalu, aku belum sepenuhnya menghargai diriku sendiri. aku belum mengapresiasi betapa niat dan rajinnya aku menulis kata-kata sepanjang itu untuk kamu. tahun lalu bagaimana kamu menanggapinya adalah sebuah masalah bagiku. sekarang? engga. bukan gitu cara mainnya. bukan masalah bagaimana tanggapanmu, tapi masalah bagaimana perasaanku setelah menulis itu. aku rasa, aku perlu memberikan rasa terima kasih untuk diriku sendiri karena sudah berani menulis dan bahkaaan, sampai memberikannya kepadamu. itu yang tidak ada dari diriku tahun lalu. jadi,

tahun ini, aku akan menulis juga (entah akan sama atau tidak isinya), dan aku akan sangat berterima kasih kepada diriku sendiri karena sudah menulis ini, dan juga sudah bertahan bersama kamu kurang lebih dua tahun ini. aku tidak yakin kamu akan ingat ini. sepuluh maret adalah pertemuan kita pertama kali, bukan pertama kalinya kita berjanji kalau kita akan ada untuk satu sama lain--karena aku tidak ingin mengingat tanggal ini, aku takut ini akan lebih menyakitkan untuk kita berdua. 


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


kamu kebayang, ga, sih? ini sudah dua tahun lalu, loh? tahun 2020 sudah dua tahun yang lalu. di hari ini tapi dua tahun lalu, kamu tiba-tiba nge dm aku. padahal pertanyaannya sekedar "kamu kenapa? mau cerita ga?" dan itu mengubah kita dua tahun terakhir, yang bikin kita bareng-bareng sampai saat ini. dan awalnya ada kamu dan aku yang bisa sampai saat ini tuh ketika kamu nanya "aku boleh ga sayang sama kamu?". sejak saat itu aku ngerasa hmmm.. ya gitu. kayaknya aku gabisa hanya pergi dan mengabaikanmu ketika kamu selalu dengerin aku. hah... yaampun kamu sadar ga, sih? wkwk gila. aku penasaran bagaimana perasaanmu terhadap ini, tapi, lupakan, kamu mungkin tidak akan pernah peduli. aku gatau apa yang sedang menjadi fokusmu akhir-akhir ini, dan apa yang sedang kamu pedulikan. sependek yang aku tahu, kamu punya masa lalu yang cukup menyeramkan pada hubungan dan kepercayaan dengan perempuan. dan mungkin ini pertama kalinya bagimu untuk bisa bersama aku yang justru belum pernah sama sekali menjalin sebuah hubungan cukup dekat dengan laki-laki, se-lama ini. jadi dengan pemikiran bodohku, aku simpulkan, kamu hanya ingin kita terus bersama tanpa peduli sudah berapa lama waktu yang kita habiskan bersama. does it sounds bad? not that bad for me. well, half bad? lol.

sekarang tahun 2022. kita udah banyak berubah. aku selalu bilang, manusia itu dinamis. gabisa cuma jadi gitu-gitu aja. dua tahun lalu kita bertemu atas dasar rasa kesepian. seiring berjalan waktu, ada banyak rintangan buat kita, dan itu sama sekali tidak nyaman, kan? kalau kamu ingat aja, sih, haha. kita hampir berpisah. kita sama-sama sedih dan marah, aku ingat kita sama-sama nangis siang malam selama dua hari. seperti harus berpisah tapi kita memilih untuk tetap berjalan pelan-pelan. aku sampai ngerasa homesick, iya the real "homesick" ketika tau kita harus udahan. kayak, tiba-tiba salah satu rumahku hilang. dan pada akhirnya kita bisa ngelewati itu bareng-bareng dan tetep bersama lagi. tapi apakah aku menyalahkan kejadian ini? engga sama sekali. aku bersyukur kita pernah melalui itu bareng-bareng. karena itu yang bikin kita saling mengerti satu sama lain pada akhirnya. 

tahun 2021 adalah tahun yang cukup membingungkan untuk aku. aku gatau apakah itu cukup membingungkan juga buat kamu. 2021 terlalu banyak menamparku. ketika apa yang aku berikan kepadamu tidak semuanya kembali, ketika aku berusaha memperbaiki diriku sendiri setelah aku merusak tahun 2020ku, tapi perbaikannya tidak berhasil, ketika aku kehilangan separuh jiwaku, dan lain-lainnya. tapi ANEH. aneh sekali. kita ga pernah sama sekali menyinggung perpisahan. 

kamu yang bilang sendiri, kita akan bersama-sama sampai aku menemukan sendiri apa kebahagiaanku, atau mungkin ketika aku udah sama orang lain. tau ga sih betapa sakitnya aku pas kamu ngomong gitu? wkwk no, aku rasa itu lebih menyakitkan di kamu. ya aku gapaham sih apa tujuanmu menyakiti dirimu sendiri sampai ngomong kayak gitu. aku merasa, okay, lagi pula aku juga tidak mau menyakitimu lebih jauh lagi. jadi ya karena itu, aku punya sebuah prinsip, bahwa pertemuan kita ini aku harapkan tidak ada hard feeling in the end, apapun akhirnya. i mean, kalaupun suatu saat takdir ga berpihak sama kita, aku ingin perpisahan itu menyisakan sesuatu yang baik. aku ga pingin perpisahannya menyakitkan dan bikin kita sama-sama trauma. aku gatau apakah ada perpisahan yang seperti itu, lagipula ini hanya keinginanku, sebagai sebuah prinsip? haha.

ngomong-ngomong soal perpisahan, ada yang lebih ANEH dari kita. jarak. kamu dan aku itu JAUH banget dari segi jarak. bayangin aja, kamu di pulau sumatera, terus aku bolak balik dari kalimantan ke jawa. kita gapernah ada ceritanya satu pulau. kita cuma ada di bawah langit yang sama, tidak lebih. well, okay, gladly, kita masih satu negara haha. tapi benar-benar hanya terkait hanya dengan... melihat bulan yang sama. aduh, aku ngomong apa sih. dan kita terhubung dengan benang ghaib bernama internet? masa kecilnya kita di dm twitter, dan semakin dewasa, kita beralih ke wa. cuma itu yang mendekatkan kita. dan tau... terkadang aku mengambil jarak, untuk tidak membalas pesanmu. kalau mau tau alasannya, ya karena aku merasa aku butuh pergi, karena aku merasa dunia ga membutuhkan aku lagi. ketika aku merasa dunia sedang menjauhiku. gila kan jadi aku, ketika sesuatu belum benar-benar menjauh, aku malah pergi lebih menjauh. iya karena aku gamau sakit duluan, aku lebih suka menyakiti diriku sendiri. tapi tau apalagi yang LEBIH ANEH? pada akhirnya aku kembali lagi ke kamu. 

Kamu juga tau sendiri aku ga suka dibohongin. Ada hal-hal yang aku tau tapi kamu gatau kalau aku tau, dan mungkin sebaliknya juga. Kayak waktu itu kamu jadi bahan hujatan satu fandom tapi kamu ga ngabarin aku kamu kenapa, sampai tiba-tiba kamu keluar dari admin, kamu ganti uname twitter. Kamu ga ngasih tau aku kamu kenapa tapi aku tahu. Kamu ngakunya gapapa tapi aku tahu kamu kenapa. Sampai sekarang kamu ga ngasih tau, ya aku juga. Terserah. Aku kesel. Capek emang dibohongin tapi gatau kenapa tetep aku gapapain. Ada satu lagi, yang emang kamu ga perlu tau juga. Waktu itu pas kita mau pisah aku minta tolong bleu sm nur eonni. Iya kalau yg ini kamu ga perlu tau. Lebih baik kamu gatau dan ga peduli, karena kalau kamu tau keliatannya akan ada yang berubah. Dan ada banyak hal yang sengaja aku pura-pura gatau. Sengaja, aku sengaja nyakitin diriku sendiri buat aku sendiri. mungkin, sama kayak kamu membohongi dirimu sendiri?

ada pertanyaan yang kadang sering terlewat. aku sayang sama kamu ga? kamu sayang sama aku ga? gatau, anjir? aku bahkan gatau jawabannya apa. kamu juga tau sendiri, dari dulu aku gatau apa makna cinta sayang or whatever the f*ck is that. udah terlalu ilfeel buat denger kata-kata itu. yang aku tahu, aku cuma pengen sama kamu selama yang aku bisa. just in case, yang ANEH lagi dari diriku adalah ketika aku semakin dekat dan semakin sayang dengan seseorang (termasuk keluargaku) misal dengan sahabatku, semakin jarang aku bilang aku sayang sama mereka. jadi perasaanku? masih sama, hanya saja tidak se"gila" dulu. aku gatau kamu juga merasakan hal yang sama atau engga. kalau engga juga gapapa. engga sayang juga gapapa I'M GLAD IF THAT HAPPENS. sayang sama aku itu ga se worth it ketika kamu sayang sama dirimu sendiri. kamu juga perlu tau, aku sedang dalam proses mencintai diriku sendiri. dan semakin aku tau apa itu sayang diri sendiri, semakin jarang aku menyampaikan rasa sayangku ke orang lain. karena cuma aku yang ingin aku tahu, kalau aku sayang aku HAHAHA mampus ribet ga tuh. 

aku mau langsung ke inti aja daripada makin banyak bacot. 

needie, atau yang biasa aku panggil nyeedie, dengan nama asli Alfath. 

makasih dan maaf.

sejak pertemuan pertama kita dua tahun lalu sampai detik ini.

makasih dan maaf. 


sehat-sehat ya kamu. gaada yang lebih berharga buatku selain tau kamu sehat-sehat aja dan tetap bisa menjalani hari dengan baik, meskipun semesta tidak selalu berpihak sama kebutuhan kita. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hey!

Seventeen

Dinamika Idol