Dibenci

 Dibenci

(25/04/2023)

oleh siapapun yang masih belum memahami perjalanan hidup saya; atas kelemahan saya dalam membuat orang lain paham tentang kondisi saya.



sekarang aku sadar bahwa ternyata yang memaksa aku untuk hidup sesuai standar masyarakat bukan lagi keluarga atau teman--but the literal society. the thing is that i have a weakness of telling others about how i am feeling about this journey. 

ternyata sejak tahun lalu, aku sudah menuliskan hal itu. aku sedang tidak ingin hidup berdampingan dengan orang lain. dan itu terbukti bahwa luka itu belum sembuh dalam waktu. tepat satu tahun setelah aku menulis itu, aku masih saja menangis demi menolak tawaran... hhh untuk saat ini aku benci mengakatannya tapi... menolak tawaran menikah. 

sejujurnya, mereka punya hak apa sih untuk mengatur perjalanan hidupku?

"semua akan baik-baik saja,"

"akan ada banyak orang yang membantu,"

"kamu bisa mengkomunikasikan dulu dengan orang terdekat untuk mempertimbangkan itu,"

"pelan-pelan kita belajar, kita tidak bisa diam di sini saja,"

"istighfar, kamu tidak boleh punya pikiran seperti itu"

.

.

.

boleh aku menanggapi lagi seperti tahun lalu? BACOT.

aku sadar kalau aku sudah di umur matang untuk menjadi dewasa. tapi, apakah aku boleh memilih jalan hidupku? you are not even on my shoes? do you ever know how my heart and my brain hurt to the level that i hate living here?

i'm having too much anger, so i stop it here. 

jawabanku masih sama dengan tulisan tahun lalu. silakan dibaca ulang. 

.

.

.

oh iya, satu lagi, untuk semua masukan untukku dari kalian yang saya hormati; terima kasih.

.

.

.

terima kasih karena sudah membuatku terlatih menanggapi kalimat menyakitkan itu dengan legowo. 

aku tidak masalah dibenci karena prinsip ini.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hey!

Seventeen

Dinamika Idol